Sunday, April 1, 2012

a beginning with no end...

21.30 wib

Dia masih terduduk menikmati malam, menghembuskan beberapa miligram tar & nikotin dalam asap tebal dengan secangkir pekat kafein yang diseduh sang tiruan vokalis dewa19 - yang sebenarnya kadar ke-3 zat itu sudah terlalu banyak diserap saraf di otak & nadi di paru2nya - diiringi suara2 lepas dari tenggorokan teman2 seperjuangannya yang sedang sibuk mendiskusikan betapa linearnya hidup yg mereka jalani - tanpa mereka pahami arti dari hidup itu sendiri - karena sistem kerja otak kiri mereka lebih terfokus pada 7 lembar kartu di tangan & berusaha keras menyusunnya menjadi 1 kesatuan - seperti yang mereka harapkan terjadi pada hidupnya masing2 - sambil banyak berharap bisa meneriakkan dengan lantang kata-kata:

"ceki..!!"

Lalu, sambil menyeruput tetes terakhir dari cangkirnya, dia bergumam dalam diam..

"mmm.. lagi… tak ada bintang malam ini."

dan sekejap, diamnya terusik dering dari dentingan piano angel eyes nya Jim Brickman. Pesan dari adik tetangganya membuat beberapa kerut di atas alisnya hampir beradu dengan rambutnya yang acak-acakan.

"bang, kalo pulang bawakan sesuatu untuk menenangkan keributan di lambung gw yah… ada imbalannya kok ;)"

Selesai membacanya terdengar geraham atas & bawahnya beradu, menggerutu.

Dengan gontai dia meninggalkan sandaran semangatnya, sambil - masih - diiringi suara2 cekakakan tak berintelek:

"eug ceki fren..!!!".

Sesampainya pun, si adik tetangga melahap ganjalan lambung tersebut tanpa basa basi, dengan pipi menyembul karena sibuk memamah biak, si adik tetangga berujar:

"oia bang, tadi senja bintang terang seperti menurunkan malaikat dari surga… Lo mau liat?"

Belum sempat ia jawab, retina matanya mendadak statis dengan fokus tajam menatap indahnya karya surga yang keluar dari balik pintu istirahat si adik tetangga. Bahkan tubuhnya sampai darahnya ikut membeku ketika pelangi itu melengkung dengan lesung sambil berucap:

"hai, kenalkan.. panggil saya ‘cantik’…".

Malam itu memang tak ada bintang, tapi malam itu..
sesosok malaikat tanpa sayap turun di depan cerminnya, yang akan membuat hidupnya berubah drastis & benang2 harapan di hatinya terurai sampai beberapa purnama ke depan…


"saat malam mengantar lamunannya

kedalam jurang dingin kesendirian

senyum surga menyentaknya dengan warna

memberikannya sepasang sayap malaikat berbulu asa

setengah percaya dia terima,

karena untuk kesekian kalinya

dia merasa bisa terbang dengan bimbang

tanpa pasti ada landasan…"